NEWS

Nih, Cara Dapat Layanan Bikin Sertifikat Tanah Gratis

Dana Aditiasari - detikfinance
Rabu, 27/05/2015 08:08 WIB
Nih, Cara Dapat Layanan Bikin Sertifikat Tanah Gratis
Jakarta -Program Nasional Agraria (Prona), yaitu penerbitan sertifikat hak atas tanah secara gratis untuk kelompok masyarakat ekonomi lemah terus bergulir, termasuk tahun ini. Layanan gratis ini mencakup biaya pengukuran, biaya panitia tanah dan biaya pendaftaran tanah.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Badan Pertanahan Nasional/Kementerian Agraria dan Tata Ruang (BPN/ATR) Gunawan Muhamm‎ad‎ menjelaskan, salah satu sasaran dari program ini adalah para nelayan.

"Sertifikasi tanah untuk nelayan pada dasarnya adalah proses administrasi pertanahan dari mulai penyesuaian, pendaftaran bidang tanah, dan penerbitan sertifikat hak atas tanah," kata Gunawan saat berbincang dengan detikFinance, di Kantor Kementerian ATR/BPN, Jakarta, Senin (25/5/2015).

Sertifikasi tanah nelayan, merupakan kerjasama antara Kementerian ATR/BPN dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, berdasarkan keputusan bersama Nomor 04/MEN-KP/KB/XI/2007 dan Nomor 7–SKB–BPNRI–2007 tanggal 15 November 2007.

"Tujuannya untuk memberikan fasilitasi akses penguatan hak berupa sertifikasi tanah kepada nelayan, dan usaha penangkapan ikan skala kecil," jelasnya.

Adapun kriteria nelayan yang berhak mengajukan sertifikat tanah gratis adalah sebagai berikut:

  • Perorangan.
  • Warga Negara Indonesia.
  • Memiliki kartu tanda penduduk sesuai dengan domisili tetap.
  • Pekerjaan utama sebagai nelayan atau menjalankan usaha penangkapan ikan skala kecil.
  • Memiliki tanah pertanian atau non pertanian yang belum bersertifikat.
  • Memiliki bukti kepemilikan tanah.
  • Memberikan keterangan tertulis di atas materai tentang riwayat perolehan tanah.
  • Bersedia menunjukkan batas-batas tanah yang akan disertifikatkan.
  • Berdomisili di kecamatan atau berbatasan dengan tanah pertanian yang akan disertifikatkan.
  • Sanggup membayar biaya perolehan Hak Atas tanah dan Bangunan (BPHTB) dan uang pemasukan kepada negara, serta biaya-biaya lain yang ditentukan oleh pemerintah daerah setempat.
"Tujuannya untuk memastikan bahwa penerima program adalah benar-benar nelayan kurang mampu," katanya.

Selain kriteria di atas, adapula kriteria khusus yang ditetapkan. Berikut kriteria khusus yang harus dipenuhi nelayan:

  • Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, memiliki dan menjalankan usaha di bidang penangkapan ikan dengan omzet penjualan maksimal senilai Rp 1 miliar setiap tahun, atau mempergunakan kapal penangkap ikan, baik satu unit atau lebih dengan bobot kumulatif (total/keseluruhan) maksimum 10 gross ton (GT).
  • Mempergunakan alat penangkapan ikan sesuai peraturan perundang-undangan.
  • Mempunyai bukti tanda pendaftaran/pencatatan kapal penangkap ikan bagi kapal berbobot kurang dari 5 GT, atau Surat Izin Penangkapan Ikan bagi kapal dengan bobot lebih besar atau sama dengan 5 GT, yang diterbitkan oleh instansi yang membidangi urusan kelautan dan perikanan di tingkat Kabupaten/Kota, kecuali Kabupaten/Kota yang belum menerbitkan Peraturan Daerah tentang perizinan di bidang penangkapan ikan, menyampaikan bukti tanda pendaftaran/pencatatan.
Ada pun persyaratan objek tanah yang akan disertifikasi adalah sebagai berikut:

  • Tanah belum bersertifikat dan tidak dalam sengketa.
  • Luas tanah maksimum 2.000 meter persegi untuk tanah non pertanian, atau maksimum 2 hektar untuk tanah pertanian.
  • Untuk tanah milik adat disertai dengan Surat Keterangan Kepala Desa/Lurah setempat
  • Untuk tanah pertanian, pemohon berada pada kecamatan domisili tetap atau kecamatan yang berbatasan.
  • Mempunyai surat bukti penguasaan/pemilikan tanah.
  • Terhadap tanah warisan harus dilakukan pembagian terlebih dahulu kepada calon subyek hak selaku ahli waris.
  • Penggunaan tanah sesuai dengan tata ruang.

 

Plaza Indonesia Jababeka Mulai Dibangun Oktober 2014

Editor Kamis, 17/10/2013 12:34 WIB
Plaza Indonesia Jababeka Mulai Dibangun Oktober 2014
Bisnis.com, JAKARTA - PT Grahabuana Cikarang (Jababeka Residence), anak usaha PT Jababeka Tbk, berencana melakukan pemancangan tiang perdana (gorundbreaking) kawasan terpadu (mixed use development) Plaza Indonesia Jababeka pada Oktober 2014.
Presiden Komisaris PT Grahabuana Cikarang Tanto Kurniawan mengatakan proyek dengan nilai investasi mencapai Rp7 triliun tersebut akan terdiri mal, hotel bintang 5 dan 4, service apartement, kodominium dan juga convention center.
Menurutnya, saat ini proyek di atas lahan seluas 16 hektare tersebut tengah dalam proses desain kawasan komersil. Dia memprediksi keseluruhan proses desain tersebut akan dirampungkan pada Juli tahun depan sehingga proses pemasaran bisa segera dilakukan.
Groundbreaking pada Oktober 2014 dan pemasaran akan kita lakukan pada saat desain disepakati. Jadi, perkiraannya pertengahan 2014, Juli desainnya selesai,” katanya ketika dihubungi Bisnis, Selasa (15/10/2013).
Tanto menjelaskan pengembangan mega proyek tersebut akan menghabiskan waktu hingga 6 tahun. Untuk itu, jelasnya, proyek akan dikembangkan dalam tiga tahap, yakni tahap 1A, 1B dan tahap 2.
“Jadi pengembangannya hingga 2020. Enam tahun dengan 3 tahap,” ujarnya.
Tahap 1A, lanjutnya, akan dikembangkan shoping mall, hotel bintang 5, dan service apartement. Dia mengatakan pengembangan tahap pertama tersebut akan membutuhkan waktu sekitar dua tahun dengan nilai investasi sekitarr Rp2 triliun.
“Setelah itu, pada tahap 1B kami akan menambah malnya 1 kali lipat, hotel bintang 4 dan service apartement, serta ada kondominium,” jelasnya.
Sementara pada tahap 2, jelasnya, akan dibangun kondominium dan convention center. Kendati begitu, Tanto belum bisa menyebutkan berapa besaran investasi untuk kedua tahapan terakhir tersebut, sebab pengembangan kondominium akan disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
“Mal, service apartement, dan hotel semuanya sewa. Kecuali kondominium akan kita jual. Jadi Strata,” terangnya.
Tanto menambahkan unit kondominium akan menyasar golongan menengah atas dengan kisaran Rp900 juta-Rp1miliar.
Sebelumnya, PT Jababeka Tbk. dan PT Plaza Indonesia Realty Tbk. bersepakat mengembangkan kawasan terpadu di dalam kawasan Jababeka, Cikarang. Kedua perusahaan terbuka tersebut membentuk PT Jababeka Plaza Indonesia dan PT Plaza Indonesia Jababeka.
Skema kerja sama keduanya berupa penyertaan ekuitas dalam kepemilikan saham masing-masing Jababeka melalui Grahabuana Cikarang dengan porsi 70% dan PT Plaza Indonesia Realty Tbk 30% pada PT Jababeka Plaza Indonesia yang akan mengembangkan lahan seluas 12 hektare tanah untuk mix used.
Sementara, di PT Plaza Indonesia Jababeka, kepemilikan saham PT Plaza Indonesia Realty Tbk sebagai mayoritas 70% dan Jababeka 30% untuk pengembangan residensial. (C56)

 

Indonesia, Delapan Besar Bangun Hotel Terbanyak di Dunia

Minggu, 10 Mei 2015 | 08:35 WIB
shutterstock ilustrasi hotel


JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia menempati posisi delapan teratas negara yang tengah membangun hotel dengan jumlah terbanyak di dunia.

Menurut riset TOPHOTELPROJECTS, negara ini sedang mengembangkan 100 hotel dengan 20.432 kamar atau 4 persen dari total 4.076 hotel dengan 934.853 kamar di seluruh dunia.

Indonesia mengungguli Rusia dan Mexico yang masing-masing sedang membangun 90 hotel (17.260 kamar), dan 66 hotel dengan 16.260 kamar.

Dari total 100 hotel tersebut, kategori hotel first class sebanyak 62 unit, dan mewah (luxury) sebanyak 38 hotel yang tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia.

Sementara posisi teratas ditempati Amerika Serikat dengan 183.555 kamar dalam 891 hotel. Menyusul berikutnya Tiongkok 547 hotel dengan 170.313 kamar, dan Jerman 195 hotel dengan 29.133 kamar.

Di peringkat keempat terdapat India dengan 165 hotel dengan 30.425 kamar, Inggris 132 hotel plus 21.368 kamar, Uni Emirat Arab dengan 127 hotel dan 45.729 kamar, serta Arab Saudi dengan 28.645 kmar dalam 108 hotel.

Ada pun operator hotel yang agresif melakukan ekspansi hingga 2017 mendatang adalah Hilton Hotels and Resorts (78 proyek), Starwood Hotels and Resorts melalui merek Four Points (76 proyek), Sheraton Hotels and Resorts (71 proyek), Marriott Hotels and Resorts (68 proyek), Courtyard by Marriott (68 proyek), Hilton Garden Inn (68 proyek), Expres by Holiday Inn (65 proyek), Radison Blu Hotels and Resorts (63 proyek), Hampton (60 proyek), dan Aloft (59 proyek).

 

Cari Rumah Dekat Jalan Raya? Pertimbangkan Risikonya...

Sabtu, 11 April 2015 | 10:00 WIB
Daily Mail Ilustrasi

KOMPAS.com - Kita semua tahu bahwa lokasi, dan akses dapat memengaruhi nilai properti, baik rumah, apartemen, ruko maupun jenis properti lainnya. Semakin dekat dengan jalan raya, dan jalan tol pandangan umum akan mengatakan, kian tinggi nilai properti Anda.

Di satu sisi, tinggal di dekat jalan raya atau jalan tol berarti harus tahan dengan bising, asap, dan lalu lintas yang sibuk. Namun, di sisi lain, juga menguntungkan karena nilai properti akan terus merangkak naik karena akses lebih mudah. Benarkah demikian?
Semakin dekat semakin baik?
Kebisingan jalan raya yang sibuk dinilai memiliki dampak negatif pada nilai properti. Hal ini akan tampak terutama pada properti yang lebih dekat dengan jalan raya.
Namun sebaliknya, model statistik dari studi transit kereta api menunjukkan bahwa setiap rumah yang letaknya dekat dengan stasiun kereta api tertentu, nilai propertinya lebih tinggi sebesar 2,29 dollar AS atau Rp 30.000. Penelitian ini menunjukkan bahwa rumah yang berbatasan langsung dengan stasiun dijual 38 persen lebih tinggi.
Dalam beberapa kasus, katakanlah jalan raya belum dibangun saat rumah dibeli atau dibangun, apakah menurunkan nilai properti Anda? Jawabannya, tergantung.
Sebuah studi tentang nilai properti dan ekspansi jalan raya menunjukkan bahwa nilai rumah tergantung pada berbagai faktor misalnya jarak, kebisingan, emisi, dan getaran.
Peningkatan lalu lintas, penurunan keselamatan
Jelas, jalan raya membawa peningkatan arus lalu lintas. Sementara hal ini berdampak positif dari perspektif bisnis, jalan raya bisa berdampak negatif bagi suatu komunitas perumahan.
Jalan raya memungkinkan banyak kendaraan dikemudikan dengan berbagai kecepatan. Pemilik rumah yang memiliki anak, harus yakin bahwa anak-anak mereka bisa bermain di halaman tanpa harus khawatir tentang mobil yang menumpuk, atau pengemudi mabuk. Faktor ini bisa membuat nilai rumah menurun dan membuatnya sulit untuk dijual kembali.
Jika memang harus membeli rumah di tepi jalan raya yang bising, Anda bisa mendesain eksterior dengan menambahkan pagar, air terjun untuk meredam kebisingan, dan dinding hijau yang mempercantik dan meredam suara.
Menaikkan nilai properti
Tentu saja, adanya peningkatan risiko, rumah di dekat jalan raya bisa meningkatkan keuntungan bisnis dan nilai properti.
Ada beberapa situasi di mana jalan raya benar-benar dapat meningkatkan nilai properti. Hal ini terutama berlaku untuk daerah komersial. Sama seperti bisnis, semakin sering orang berlalu lalang, semakin tinggi nilainya.
Jadi, apakah Anda tertarik membeli rumah di dekat jalan raya?

 

 

Cikarang, Primadona Koridor Timur Jakarta...

Jumat, 7 November 2014 | 10:41 WIB
orangecountycikarang.com Potensi investasi kawasan industri dan proyeksi pengembangan kawasan Lippo Cikarang ke depan, termasuk pengembangan Orange County seluas 322 hektar sebagai salah satu pusat bisnis di Koridor Timur Jakarta.

JAKARTA, KOMPAS.com - Koridor timur Jakarta mulai tumbuh sebagai wilayah pertumbuhan bisnis properti terbaru. Cikarang menjadi salah satu kawasan di koridor timur Jakarta yang memiliki prospek bisnis properti cerah.

Cikarang kini dianggap sebagai "sunrise" bisnis properti di koridor timur Jakarta. Kuatnya kawasan industri di wilayah ini menjadi poin lebih dibanding wilayah koridor timur Jakarta lainnya, seperi Bekasi Barat dan Bekasi Timur.

"Economic base di Cikarang itu sekarang sangat kuat, dan kebanyakan orang di sana bekerjanya di Cikarang, bukan Jakarta atau tempat lainnya," ujar Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) dalam Media Brief di Jakarta, Kamis (6/11/2014).

Setidaknya, saat ini ada tiga kawasan industri besar di Cikarang. Ketiga kawasan indusri itu yang kemudian membuat kawasan tersebut seakan menjadi primadona koridor timur Jakarta.

"Ada tiga pengembang besar di Cikarang, yakni Jababeka dengan lahan 5.600 hektar, Lippo Cikarang 3.000 hektar, dan Delta Mas 3.000 hektar," kata Ali.

Ali menambahkan, ketiga pengembang besar itu kemudian membentuk sebuah kawasan bisnis yang kuat. Hal tersebut menjadi keuntungan bagi Cikarang ketimbang daerah lainnya di koridor timur Jakarta.

Faktor penyerapan lahan yang begitu tinggi Cikarang juga memengaruhi pertumbuhan di wilayah tersebut. Saat ini total penyerapan lahan di sana masih lebih tinggi ketimbang Serpong dan Bekasi.

"Penyerapan lahan di Jababeka, Lippo Cikarang, dan Delta Mas atau lahan yang terjual di Cikarang adalah 125-134 hektar per tahun. Jumlah ini jauh lebih tinggi dari Serpong yang hanya 32-92 hektar per tahun dan Bekasi 25-56 hektar per tahun dan jumlah ini akan terus bertumbuh," jelas Ali.

Harga tanah yang relatif murah juga menjadi faktor bertumbuhnya properti di Cikarang. Saat ini, harga tanah di Cikarang berada di angka Rp 1,3 juta per meter persegi untuk yang termurah dan termahal ada di angka Rp 3 juta per meter persegi.

Pesaing Soekarno-Hatta Perkembangan Cikarang sebagai primadona koridor timur juga tak lepas dari beberapa isu di wilayah tersebut. Kuatnya economic base dan kawasan industri membuat pemerintah mulai menambah infrastruktur di Cikarang.

"Sejak 2011-2012 ada isu pembangunan bandara seluas 3.000 sampai 4.000 hektar. Kapasitas Soekarno-Hatta yang cuma 70 juta penumpang dan tiap tahunnya terus naik 1,1 persen membuat kita mau tak mau harus punya bandara lagi. Rencananya akan dibangun di selatan Karawang, wilayah Ciampea dengan kapasitas sampai 100 juta penumpang," jelas Ali.

Selain bandara, isu pembangunan pelabuhan Cilamaya di utara Karawang juga memengaruhi pertumbuhan bisnis properti di Cikarang. Infrastruktur lainnya adalah dry port di Jababeka seluas 200 hektar yang berfungsi sebagai perpanjangan pintu gerbang pelabuhan internasional Tanjung Priok.

Saat ini, meski telah memiliki economic base kuat, Cikarang mesti menambah jalur transportasinya agar benar-benar mampu menjadi "sunrise" bisnis properti koridor timur Jakarta.

"Bisnis properti itu tak lepas dari economic base dan aksesabilitas. Jadi, kalau sudah ada economic base-nya, aksesabilitasnya mesti dibangun. Daerah industri akan bagus kalau aksesnya juga bagus," papar Ali.

Banyaknya ekspatriat asing di Cikarang juga mendorong percepatan pembangunan aksesabilitas. Ali mengakui, para ekspatriat asing tersebut sangat membutuhkan jalur kereta api ketimbang jalan tol untuk memudahkan segala urusan industrinya.

Perlu diketahui, bahwa Cikarang merupakan satu dari tujuh zona kawasan industri di Kabupaten Bekasi. Sekitar 4.000 perusahaan bercokol di wilayah tersebut dan diperkirakan sebanyak 21.000 ekspatriat akan bekerja di wilayah Cikarang dan sekitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar